Alkisah, ada seorang petani yang berhutang sangat banyak kepada seorang lintah darat. Si lintah darat menyukai anak perempuan si Petani. "Hei petani, hutangmu akan kuanggap selesai kalau aku boleh menikahi anak perempuanmu!" katanya.
Tentu saja si Petani dan anak perempuannya itu menolaknya. Si lintah darat yang licik itu tidak menyerah. "Biarlah kita buang undi. Saya akan memasukkan dua kerikil ke dalam kotak ini, satu hitam dan satu putih. Anak perempuanmu akan mengambil salah satu. Kalau terambil hitam, maka hutangmu lunas dan aku akan mendapat anak perempuanmu. Kalau yang terambil putih, hutangmu selesai padaku dan aku tidak akan menikahi puterimu. Dan jika anak perempuanmu tidak mau mengambilnya, kamu akan masuk penjara!" katanya sambil ketawa.
Anak perempuan petani itu tahu kelicikan si lintah darat. Tanpa sengaja anak perempuan petani itu melihat si lintah darat memasukkan dua kerikil hitam ke dalam kotak. Anak perempuan petani itu berfikir cara untuk menanggani perkara tersebut. Dilema yang sangat besar baginya, kerana kalau dia menolak untuk mengambil kerikil tersebut, ayahnya akan masuk penjara. Kalau dia mendedahkan perbuatan si lintah darat, dia sangat takut dan mungkin akan menyusahkan ayahnya. Tetapi kalau ia mengambil kerikil tersebut, pastilah kerikil hitam yang akan diambilnya.
Setelah berdoa dan berfikir, anak perempuan petani itu akhirnya mendapat akal. Dengan disaksikan penduduk sekitar yang datang, dia dengan yakin mengambil salah satu kerikil dalam kotak itu, lalu menggenggamnya, dan kemudian tanpa membuka genggamannya ia mempersilakan si lintah darat untuk melihat kerikil yang masih ada dalam kotak. "Apakah warna kerikil yang berada di dalam kotak Tuan?" tanya anak perempuan petani itu. Tentu saja si lintah darat terperanjat dengan kepintaran anak perempuan petani itu. "Hitam …" katanya.
"Kerana Tuan telah memasukkan satu kerikil hitam dan satu kerikil putih, bererti yang ada dalam genggamanku ini adalah kerikil putih!" kata anak perempuan petani itu sambil tersenyum.
Akhir cerita, hutang si Petani selesai dan anak perempuannya tetap tinggal bersama-sama dengannya . Sampai lintah darat dan semua penduduk pulang ke rumah masing-masing, anak perempuan petani itu tetap tidak membuka genggamannya. Ia tidak ingin memalukan lintah darat itu dengan menunjukkan kelicikannya dalam hal kerikil hitam dan kerikil putih itu. Ia telah memberikan pelajaran berharga bagi si lintah darat, bagaimana niat jahatnya dibalas dengan tindakan bijak.
Moralnya:
Ketika menghadapi masalah, kita CENDERUNG memikirkan jalan keluar sesuai dengan cara yang BIASA digunakan, kerana cara-cara tersebut telah diajarkan atau diberitahukepada kita. Tidak ada yang salah dengan hal itu, tetapi mungkin ADA cara LAIN yang lebih tepat, lebih efektif dan efisien, atau lebih sesuai untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kemampuan BERFIKIR KREATIF dan BERFIKIR DI LUAR KEBIASAAN yang ada (think out of the box) untuk mendapatkan cara lain dalam menyelesaikan masalah, dan hal ini boleh dilakukan TANPA melanggar norma, aturan, atau prosedur yang berlaku.
Anda ada cadangan lain bagaimana anak perempuan petani boleh menyelesaikan masalah di atas, kongsikan bersama di sini.
No comments:
Post a Comment